Hidup bahagia dalam meraih cita-cita


HIDUP BAHAGIA
DALAM MERAIH CITA-CITA





Manusia secara kodrati selain sebagai makhluk individu juga sebagai makluk sosial. Manusia diciptakan selain memiliki kemampuan-kemampuan mengaktualisasikan kemampuannya secara individu juga diharapkan memiliki kemampuan berinteraksi sosial secara baik. Manusia dalam hidupnya senantiasa mencari dan mencari apa yang disebut dengan kebahagiaan. Kebahagiaan yang hakiki tidak dapat diukur dengan ukuran yang bersifat duniawi semata, misalnya: kekayaan, derajat atau titel yang disandang dll. Kebahagiaan tersebut sebenarnya terletak pada kemampuan individu tersebut dalam menyesuaikan diri. Menyesuaikan diri baik pada diri sendiri maupun pada lingkungannya. Seseorang akan bahagia jika dapat menyadari tentang kelemahan dan kelebihan yang ada pada dirinya.

Manusia akan memperoleh kebahagiaan jika dapat menyesuaikan diri terhadap kelemahan dan kelebihannya pada lingkungan sekitarnya. Sesukses apapun manusia dalam urusan duniawi jika manusia tersebut tidak dapat beradaptasi pada lingkungan sekitarnya maka kebagaiaan yang dia raih belum sempurna, lebih-lebih jika manusia tersebut mengalami salah suai (malladjusment). Sebagai seorang individu, maka suatu hal yang mutlak jika setiap siswa didik haruslah menyadari tentang kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya. Dengan menyadari hal tersebut maka tidaklah sulit siswa didik tersebut untuk membawa diri dalam lingkungan sekitarnya.

Salah satu faktor yang memiliki andil yang cukup besar dalam keberhasilan maupun kegagalan siswa didik dalam beradaptasi pada lingkungannya adalah pola asuh orang tua. Dengan pola asuh orang tua yang tidak tepat tidak menutup kemungkinan akan muncul siswa didik yang memiliki kepribadian yang egois, mau menang sendiri, agresif dan tidak menutup kemungkinan memunculkan siswa didik yang berjiwa destruktif (merusak).
Salah satu cara yang tepat untuk membentuk kepribadian yang bagus sehingga dapat diterima dalam lingkungan sosial dengan baik maka siswa didik haruslah berlatih untuk berinteraksi dengan lingkungan sebaik mungkin. Salah satu ajang berlatih berinteraksi sosial adalah ikut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa didik tersebut selalu dan selalu berinteraksi dengan orang lain. Kegiatan tersebut antara lain: aktif dalam kepengurusan OSIS, kegiatan Pramuka, kegiatan PMR dll.

            Dengan peran aktif dalam organisasi yang bersifat positif maka akan banyak sekali manfaat yang diraih, antara lain: dapat menghargai orang lain, bisa menerima pendapat orang lain, mampu mengemukakan pendapatnya pada orang lain, mampu mengendalikan emosi, dll. Dalam kehidupan sehari-hari akan nampak nyata perbedaan individu yang terbiasa berorganisasi sejak kecil dibanding dengan individu yang tidak pernah berkecimpung di organisasi. Akan terlihat nyata bagaimana pola sikap, pola pikir dan pola bicara pada mereka yang berbeda. Dengan berlatif dalam berorganisasi akan muncul individu-individu yang memiliki rasa percaya diri, tetapi jauh dari pribadi yang sombong.

banyak sekali ketinggalan informasi-informasi yang sangat penting, untamanya sehubungan dengan masa depannya. Hasil akhir, walaupun Dia Berhasil lulus dengan nilai sangat memuaskan tetapi Dia gagal masuk ke SMA Negeri favorit  yang selama ini diidam-idamkan. Sementara banyak temannya yang kategori prestasinya di bawah kata berhasil masuk SMA Negeri favorit. Jadi, faktor kecerdasan saja tanpa didukung oleh kemampuan berinteraksi sosial kadang-kadang hasilnya mengecewakan.

Komentar

Postingan Populer