Bimbingan dan Konseling ...? Konselor ...? Konseli ...?
Selamat Datang ..
Postingan kali ini akan
membahas mengenai apa itu Konselor, apa itu Konseli dan membahas apa saja yang
ada dalam Bimbingan dan Konseling.
Konselor merupakan
sebutan untuk seorang yang memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling
yang merupakan tenaga professional, sedangkan Konseli adalah orang yang
perlu memperoleh perhatian sehubungan dengan masalah yang dihadapinya dan
membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk memecahkannya.
Konselor dan konseli
mempunyai ikatan satu sama lain dalam suatu proses yang disebut dengan proses
konseling.
Proses konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang penolong (disebut
konselor) kepada
individu yang perlu mendapatkan pertolongan (disebut konseli) yang bertujuan
agar masalah konseli dapat teratasi.
- · Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling
Di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, layanan berasal dari kata .layan yang kata kerjanya
adalah melayani yang mempunyai arti membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang
diperlukan seseorang; meladeni, menerima (menyambut) ajakan (tantangan,
serangan, dsb). Layanan perihal atau cara melayani, meladeni. Sedangkan
pengertian Bimbingan secara harfiyyah .Bimbingan. adalah
.menunjukkan, memberi jalan, atau menuntun. orang lain ke arah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini, dan masa mendatang.
Istilah Bimbingan.
merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris GUIDANCE yang berasal dari kata
kerja .to guide. yang berarti .menunjukan..Sedangkan dalam buku W.S Winkel,
kata Guidance berasal dari bahasa Inggris yang dikaitkan dengan kata asal
guide, yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan (showing the way);
memimpin (leading); menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving
instruction); mengatur (regulating); mengarahkan (governing); memberikan
nasihat (giving advice).
Namun, meskipun demikian
tidak berarti semua bentuk bantuan atau tuntutan adalah Bimbingan. Bimbingan yang
terdapat dalam sebuah institut merupakan Bimbingan yang bersifat
moril, yaitu di mana seorang guru dapat memotivasi siswanya agar lebih semangat
dalam belajar. Bukan bersifat materil. Misalnya kalau ada siswa yang belum
bayaran lalu ia datang kepada guru dan guru memberikan siswa tersebut uang, tentu
saja bantuan ini bukan bentuk bantuan yang dimaksudkan dengan pengertian Bimbingan.
PengertianBimbingan secara terminologi, menurut Crow & Crow (1960),
yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti Bimbingan diartikan
sebagai, .Bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang
memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada
individu-individu setiap usia dalam membantunya mengatur kegiatan hidupnya
sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan
memikul bebannya sendiri..
Dari definisi di
atas dapat diberi kesimpulan bahwa Bimbingan merupakan proses
pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah
dipersiapkan kepada individu yang membutuhkan dalam rangka mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media
dan teknik Bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai
kemandirian sehingga individu bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
lingkungan.
- · Pengertian Konseling
Secara
etimologis, istilah Konseling berasal dari bahasa latin, yaitu
.consilium. yang berarti .dengan. atau .bersama. yang dirangkai menerima. atau
.memahami.. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,istilah Konseling berasal
dari .sellan. yang berarti .menyerahkan. atau .menyampaikan..Sedangkan menurus
W.S Winkel secara etimologi Konseling berasal dari bahasa Inggris,
yaitu Counseling yang dikaitkan dengan kata Counsel, yang diartikan sebagai
berikut: nasihat (to obtain counsel); anjuran (to give counsel); pembicaraan
(to take counsel).
Konseling secara
terminologi menurut Mortense (1964: 301) yang dikutip H. Mohammad Surya adalah,
.Konseling sebagai suatu proses antarpribadi, di mana satu orang dibantu
oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan, menemukan
masalahnya.. Konseling ditandai oleh adanya hubungan profesional
antara konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya dilakukan
secara perorangan, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang. Hal
ini dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangannya
tentang ruang lingkup kehidupan dan untuk belajar mencapai tujuannya.
Menurut Dewa
Ketut Sukardi, yang mengutip dari Pepinsky and Pepinsky (1954), Konseling adalah
.proses interaksi: (a). terjadi antara dua orang individu yang disebut konselor
dan klien, (b). terjadi dalam situasi yang bersifat pribadi (profesional), (c).
diciptakan dan dibina sebagai salah satu cara untuk memudahkan terjadinya
perubahan-perubahan tingkah laku klien, sehingga ia memperoleh keputusan yang
memuaskan kebutuhannya..
Jika dilihat
dari pendapat para ahli yang dijelaskan di atas, nampak saling melengkapi
antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dari penjelasan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa Konseling adalah proses bantuan yang diberikan oleh
konselor kepada klien agar klien tersebut dapat memahami dan mengarahkan
hidupnya sesuai dengan tujuannya.
- · Hubungan Bimbingan dengan Konseling
Kata Bimbingan dan Konseling merupakan
kata yang tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan, tetapi ada juga
pendapat bahwa Bimbingan danKonseling merupakan kata yang
berbeda. Menurut Hallen istilah Bimbinganselalu dirangkai dengan
istilah Konseling. Hal ini disebabkan karenaBimbingan dan Konseling itu
merupakan suatu kegiatan yang integral.Konseling merupakan salah satu
teknik dalam pelayanan Bimbingan di antara beberapa teknik lainnya.
Sedangkan Bimbingan itu
kebih luas, dan Konseling merupakan alat yang paling penting dari
usaha pelayanan Bimbingan. Pendapat yang sama juga dijelaskan oleh Nana
Syaodih Sukmadinata yang menjelaskan bahwa,Konseling merupakan salah satu
teknik layanan dalam Bimbingan, tetapi karena peranannya yang sangat penting, Konseling disejajarkan
denganBimbingan. Konseling merupakan teknik Bimbingan yang
bersifat terapeutik karena yang menjadi sasarannya bukan perubahan tingkah
laku, tetapi hal yang lebih mendasar dari itu, yaitu perubahan sikap. Dengan
demikian sesungguhnya Konseling merupakan suatu upaya untuk mengubah
pola hidup seseorang. Untuk mengubah pola hidup seseorang tidak bisa hanya
dengan teknik-teknik Bimbingan yang bersifat informatif, tetapi perlu
teknik yang bersifat terapeutik atau penyembuhan.
Sedangkan
pendapat yang mengatakan bahwa antara Bimbingan danKonseling merupakan
dua pengertian yang berbeda, karena Konseling lebih identik dengan
psikoterapi, yaitu usaha untuk menolong dan menggarap individu yang mengalami
kesukaran dan gangguan psikis yang serius. Sedangkan Bimbingan oleh
pandangan ini dianggap identik dengan pendidikan.
Dari keterangan
di atas dapat disimpulkan bahwa antara Bimbingan danKonseling mempunyai
hubungan yang erat di mana di antara keduanya saling melengkapi dalam membantu
klien atau orang lain dalam memecahkan suatu permasalahan dan mengubah pola
hidup seseorang. Mengubah pola hidup yang salah menjadi benar, pola hidup yang
negatif menjadi positif. Sehingga klien dapat mengarahkan hidup sesuai dengan
tujuannya. Karena tugas dari seorang pembimbing atau konselor yaitu memberikan
arahan yang baik kepada yang terbimbing.
- · Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling
1) Tujuan Bimbingan dan Konseling
Di dalam suatu
kegiatan baik itu formal maupun non formal pasti akan ada tujuannya. Begitu
juga dengan Bimbingan dan Konseling. Tujuan dariBimbingan dan Konseling yaitu:
Menurut Tohirin, tujuan Bimbingan danKonseling yaitu: memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap diri klien, mengarahkan diri klien sesuai
dengan potensi yang dimilikinya, mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapi
klien, dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya
sendiri maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.
Adapun
tujuan Bimbingan dan Konseling menurut Hallen adalah:
a. Bimbingan dalam
rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya sendiri.
b. Bimbingan dalam
rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta mengenal lingkungannya
secara obyektif, baik sosial maupun ekonomi.
c.Bimbingan dalam
rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu
mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik
pendidikan, karier maupun bidang budaya, keluarga dan masyarakat.
Menurut H.
Prayitno dan Erman Amti, Bimbingan dan Konseling memiliki
tujuan yang terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan
umun Bimbingan dan Konseling membantu individu agar dapat
mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat dan
nilai-nilai, serta terpecahnya masalahmasalah yang dihadapai individu (klien).
Termasuk tujuam umum Bimbingan dan Konseling adalah
membantu individu agar dapat mandiri dengan ciri-ciri mampu memahami dan
menerima dirinya sendiri dan lingkungannya, membuat keputusan dan rencana yang
realistik, mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan rencananya itu serta
pada akhirnya mewujudkan diri sendiri.
Tujuan
khusus Bimbingan dan Konseling langsung terkait pada arah
perkembangan klien dan masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan khusus itu
merupakan penjabaran tujuan-tujuan umum yang dikaitkan pada permasalahan klien,
baik yang menyangkut perkembangan maupun kehidupannya.
Dari pendapat
para ahli jelaslah bahwa, tujuan dari Bimbingan danKonseling semuanya
mengarahkan kepada peserta didik agar peserta didik lebih memahami dirinya
sendiri baik dari kekurangannya maupun kelebihannya. Dan juga, membantu peserta
didik untuk berani mengambil sendiri keputusan yang baik (sesuai dengan bakat,
kemampuan dan minat) untuk dirinya.
2). Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi Bimbingan dan Konseling menurut
Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurihsan adalah:
a. Pemahaman,
yaitu membantu peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
b. Preventif
(pencegahan), yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami oleh peserta didik.
c. Pengembangan,
yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.
d. Perbaikan
(penyembuhan), yaitu fungsi Bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi
ini berkaitan erat dengan pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami
masalah.
e.Penyaluran,
yaitu fungsi Bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan yang sesuai dengan minat, bakat siswa.
f. Penyesuaian,
yaitu fungsi Bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan,
peraturan sekolah, atau norma agama.
Dari penjelasan
di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari Bimbingandan Konseling selain
sebagai pemahaman untuk dirinya sendiri (peserta didik) maupun lingkungannya,
fungsi dari Bimbingan dan Konseling juga sebagai penyembuh
(perbaikan) bagi peserta didik yang mengalami kesulitan ketika mendapatkan
suatu permasalahan yang sulit untuk dipecahkan yang menyebabkan peserta didik
itu pesimis dan rendah diri.
- · Teknik Bimbingan dan Konseling
Pada umumnya
teknik-teknik yang dipergunakan dalam Bimbinganmengambil dua pendekatan,
yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan pendekatan secara
individual (individual counseling).
1) Bimbingan kelompok
Teknik yang
digunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah
dengan melalui kegiatan kelompok. Beberapa bentuk khusus teknik Bimbingan kelompok
yaitu: home room program, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok,
organisasi murid, sosiodrama.
2) Penyuluhan
individual (Individual Counseling)
Dalam teknik ini
pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face
relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara
counselor dengan konsele. Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik
counseling ini ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
Beberapa sistem
pendekatan Bimbingan dan Konseling menurut Abin Syamsuddin
Makmun, yaitu:
1) Pendekatan
Direktif.
Pendekatan ini
dikenal juga sebagai Bimbingan yang bersifat Counselor-Centered.
Sifat tersebut menunjukkan pihak pembimbing memegang peranan utama dalam proses
interaksi layanan Bimbingan. Pembimbinglah yang berusaha mencari dan
menemukan permasalahan yang dialami kliennya.
2) Pendekatan
Non-Direktif
Pendekatan ini
dikenal juga sebagai layanan Bimbingan yang bersifat Client-Centered.
Sifat tersebut menunjukkan bahwa pihak terbimbing diberikan peranan utama dalam
bidang interaksi layanan Bimbingan. Ciri-ciri hubungan non-direktif:
a. Hubungan
non-direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral, klienlah yang aktif
untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah.
b. Konselor
berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien
bisa berkembang sendiri.
- · Jenis PeLayanan Bimbingan dan Konseling
Menurut I.
Djumhur dan Mohammad Surya, pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh Bimbingan di
sekolah dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pelayanan
Pengumpulan Data tentang Murid
Sesuai dengan
pengertian bahwa Bimbingan adalah bantuan bagi individu yang
menghadapi masalah, maka sudah tentu berhasil tidaknya suatu usaha bantuan
dalam rangka Bimbingan akan banyak bergantung dari
keterangan-keterangan atau informasi-informasi tentang individu tersebut. Oleh
karena itu mengumpulan data seperti ini merupakan langkah pertama dalam
kegiatan Bimbingan secara keseluruhan.
b. Pelayanan
Pemberian Penerangan
Yang dimaksud
dengan pelayanan ini adalah memberikan peneranganpenerangan yang
sejelas-jelasnya dan selengkap-lengkapnya mengenai berbagai hal yang diperlukan
oleh setiap murid, baik tentang pendidikan, pekerjaan, sosial, maupun pribadi.
c. Pelayanan
Penempatan
Hakekat dari
pelayanan penempatan ini adalah membantu individu memperoleh penyesuaian diri
dengan jalan menempatkan dirinya pada posisi yang sesuai. Yang menjadi tujuan
pelayanan penempatan ini adalah agar setiap individu dapat posisi yang sesuai
keadaan dirinya, seperti minat, kecakapan, bakat, cita-cita, tingkat
perkembangan dan sebagainya.
d. Pelayanan
Pengajaran
Yang dimaksud
dengan pelayanan pengajaran adalah kegiatan pemberian bantuan kepada
murid-murid dalam mengatasi kesulitankesulitan dalam pengajaran. Yang menjadi
tujuannya adalah agar setiap murid memperoleh penyesuaian diri yang baik serta
mengembangkan kemampuannya secara optimal dalam kegiatan pengajaran.
e. Pelayanan
penyuluhan
Penyuluhan
merupakan inti kegiatan program Bimbingan. Kegiatan penyuluhan ini di
samping berfungsi sebagai terapi (penyembuh), dapat pula berfungsi sebagai cara
pengumpulan data. Penyuluhan merupakan kegiatan professional, artinya dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki pendidikan dan keahlian serta pengalaman khusus dalam
bidang penyuluhan.
f. Pelayanan
Penelitian dan Penilaian (evaluasi)
Tujuan pelayanan
ini adalah untuk mengadakan penelitian dan penilaian mengenai masalah yang
berhubungan dengan kegiatan programBimbingandan penyuluhan. Program Bimbingan yang
baik senantiasa mendasarkan diri kepada hasil-hasil penelitian dan penilaian.
g. Pelayanan
Hubungan Masyarakat.
Di samping
memberikan pelayanan kepada murid-murid dan personil sekolah lainnya,
kegiatan Bimbingan memberikan pelayanan pula kepada pihak-pihak luar
sekolah, yaitu masyarakat. Tujuan pelayanan ini adalah untuk bekerja sama
dengan berbagai pihak di masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan masalah murid-murid, seperti kenakalan anak, pembolosan,
kelesuan belajar, drop-out dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur,
I., & Mohammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
Bandung: CV. Ilmu, tt
Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam
Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet. I
Kartono,
Kartini, (Penyunting), Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi,
Jakarta: CV. Rajawali, 1985, Cet. I
Makmun,
Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. VII
Prayitno,
& Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2004
Sukardi,
Dewa Ketut, Pengantar Teori Konseling, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985,
Cet. I
Surya,
Mohammad, Psikologi Konseling, Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy, 2003,
Cet. I
Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. IV
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007
Winkel,
W.S, & M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di
Institut Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi, 2004, Cet. III
Yusuf,
Syamsu, & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. II__
Komentar
Posting Komentar